“Apabila Anda memiliki cukup bahan bakar untuk tetap bergerak dan Anda mengetahui apa yang dilakukan lawan, itu membuka peluang bagi kemenangan Anda.”
— Admiral Robbie Jackson USN, dalam Executive Orders (1996).
Pengantar
Internet sebagai hasil riset mutakhir Departemen Pertahanan Amerika Serikat (U.S. DoD), untuk menyediakan jalur komunikasi militer tahan gangguan, lebih dahulu populer dan tersedia di kalangan ilmuwan dan akademisi. Jaringan tersebut dikenal sebagai ARPANET, sebelum akhirnya dikomersialisasikan untuk kepentingan bisnis dan menjadi kawasan publik.
Hadirnya layanan World Wide Web (WWW) yang memopulerkan Internet dikembangkan oleh seorang fisikawan dan sekaligus ilmuwan komputer berkebangsaan Inggris yang sedang mengadakan riset di CERN. Ia adalah Tim Berners-Lee dan pada 25 Desember 1990 telah berhasil menerapkan komunikasi antara komputer klien (pengakses layanan) dan server (penyedia layanan) menggunakan teknologi Hypertext Transfer Protocol (HTTP). Usahanya dibantu oleh Robert Cailliau dan seorang mahasiswa muda di CERN.
Sistem Saraf Digital
Ketika melanjutkan pendidikan di Jogja, buku yang pertama kali saya beli adalah Business @ The Speed of Thought (1999), ditulis oleh William Henry Gates III, salah seorang pendiri Microsoft. Buku itu memberikan kesan sangat mendalam dan memberi insipirasi dalam diri saya, tentang bagaimana seharusnya teknologi informasi digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari, untuk kegiatan usaha maupun pendidikan dan sektor lainnya. Dari buku itulah, untuk pertama kali, saya mengenal istilah DNS (Digital Nervous System) atau dalam bahasa Indonesia berarti: Sistem Saraf Digital.
Metafora Bill Gates mengenai DNS adalah sistem saraf biologis yang memicu refleks Anda sehingga dapat bereaksi dengan cepat dalam keadaan bahaya atau terhadap kebutuhan. Dalam bidang usaha atau bisnis, DNS terdiri atas proses-proses digital yang memungkinkan suatu perusahaan untuk melihat dan bereaksi terhadap lingkungannya, merasakan tantangan dari pesaing, merasakan kebutuhan pelanggan, serta membuat tanggapan yang cepat (Robert Heller, 2000).
Dalam bidang pendidikan, penerapan DNS sangat membantu untuk menyediakan informasi terkait situasi terkini sebuah institusi yang menerapkannya. Hal tersebut berkaitan dengan administrasi siswa/mahasiswa, kepegawaian, dan pengelolaan sumber daya yang tersedia. Semua profil siswa/mahasiswa, tenaga pendidik, dan karyawan bahkan sumber daya yang tersedia tersimpan dalam basisdata dan informasi tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk mengambil sebuah kebijakan atau keputusan yang lebih akurat mengenai suatu hal, baik untuk memecahkan suatu masalah maupun pelaksanaan strategi jangka panjang.
Dalam pemerintahan, DNS bisa memberikan transparansi dan akuntabilitas dengan derajat tinggi, misalnya dalam pengawasan dana proyek pembangunan gedung, siapa orang terlibat, berapa dana yang dihabiskan, dan berbagai macam parameter lainnya. Semuanya itu dikelola menggunakan perangkat lunak berbasis data yang menyediakan fasilitas laporan internal maupun publik.
Lahirnya Konsep MITCH
Pada 1996, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat mengenai strategi jangka panjang kekuatan udara Amerika Serikat tahun 2025 menyinggung tentang DNS. Salah satu kajian/riset ilmiahnya berjudul: The Man in The Chair: Cornerstone of Global Battlespace Dominance (CDR Clarence E. Carter, et. al., 1996) membahas tentang MITCH (Man In The CHair), singkatan yang merupakan bagian judul kajian ilmiah tersebut.
Konsep MITCH mengadopsi cara kerja DNS, namun cakupannya sangat luas, yaitu dunia. Hanya dengan menerapkan konsep tersebut, diyakini mampu menjadikan Amerika Serikat tetap menjadi kekuatan yang mendominasi dunia dalam aspek militer dan lainnya.
Apakah itu MITCH? MITCH merupakan suatu penggambaran situasi tentang seseorang yang duduk di sebuah kursi namun semua pikiran, panca indera, dan kesadarannya tetap terjaga. Semua informasi dari lingkungan sekitarnya diserap dan dianalisis untuk memberikan tujuan akhir yang sama seperti pada konsep DNS.
Internet merupakan salah satu bagian sistem saraf digital untuk merasakan kesadaran global, yaitu kemampuan untuk secara ketersediaan, akurat, dan terus-menerus mengumpulkan informasi tentang situasi, baik musuh maupun kawan, di mana pun di dunia. Kesadaran global tersebut akan melahirkan sebuah konsep dominasi informasi, yaitu sebuah kemampuan untuk secara cerdas menghantarkan informasi yang benar kepada para pembuat keputusan yang tepat dan pada waktu yang benar.
MITCH membutuhkan sebuah sistem kesatuan dan penggabungan dengan kemampuan kritis berikut:
- Pengawasan (surveillance) untuk melukis gambaran global dunia dengan berbagai macam tipe pengindera (sensor).
- Pengamatan visual (reconaissance) untuk menyediakan gambaran resolusi tinggi pada daerah penting.
- Kesinambungan yang gigih (persistent), akses yang terus-menerus pada seluruh belahan dunia.
- Penggabungan (fusion), yaitu berupa kombinasi data dari berbagai macam sumber termasuk informasi intelijen yang dibutuhkan oleh pembuat keputusan tanpa ada waktu tunda dan informasi sampah;
- Akses tunggal (single point access) terhadap informasi yang relevan untuk banyak pengguna.
Untuk merealisasikan konsep MITCH, perlu dibangun sebuah sistem penginderaan dengan mana diajukan perlunya meletakkan satelit-satelit mikro (microsatellites) di atas permukaan Bumi dengan berbagai macam tipe pengindera dan memiliki kemampuan mengakses seluruh bagian dunia secara simultan. Hasilnya adalah sebuah lukisan situasi global yang begitu kaya informasi, dan itu hanya mungkin dibuat oleh penggabungan berbagai macam “kuas” pengindera yang berbeda. Jaringan pengindera (SenseNet) merupakan mata dan telinga sistem MITCH.
Penutup
Apa yang dikaji oleh Angkatan Udara Amerika Serikat tersebut mengingatkan saya pada permainan komputer beraliran strategi, Outlive: Robotics versus Genetics, keluaran tahun 2001 yang diproduksi oleh Continuum Entertainment, sebuah studio permainan komputer asal Brasil. Permainan tersebut menjadi permainan kesukaan saya ketika kuliah hingga kini dan memberikan saya gambaran sederhana mengenai DNS dan MITCH yang sesungguhnya.
Sebagai kesimpulan, penerapan kedua sistem tersebut beserta kompleksitasnya — terkait masalah keamanan data, jaringan, dan komputer serta kualitas sumber daya manusianya sebagai operator — akan mampu meningkatkan kemajuan umat manusia dalam berbagai aspek kehidupan, terutama sosial dan ekonomi.